Vaksin Meningitis Halal Baru Ada Lima Tahun Lagi?
7:33:00 pm Posted In informasi Edit This 0 Comments »Sampai saat ini belum ada seed (benih) virus untuk vaksin meningitis yang benar-benar bebas dari kontaminasi zat haram, seperti tripsin
Hidayatullah.com--Vaksin meningitis yang “halal” baru bisa diadakan lima tahun mendatang. Demikian dikatakan Direktur PT. Bio Farma, Iskandar, pada seminar tentang obat-obatan halal di Jakarta, Rabu, (31/3) kemarin.
Itupun, kata Iskandar, jika Majelis Ulama Indonesia membolehkan rencana terobosan yang diusulkan oleh PT. Bio Farma. Apa usulannya? Iskandar mengatakan, hingga saat ini belum ada seed (benih) virus untuk vaksin meningitis yang benar-benar bebas dari kontaminasi zat haram, seperti tripsin dari enzim babi.
Menurut Iskandar, hal itu bisa diatasi dengan mencuci benih virus yang lama sebanyak tujuh kali. Dengan cara itu, katanya, virus tersebut akan suci dan bebas dari najis. Ia mengakui ide tersebut dianalogi dari hadits Nabi shalallahu alaihi wassallam tentang cara menyucikan diri dari najis.
“Kalau diijinkan (MUI), kita akan mulai bulan depan. Dalam lima tahun akan kelihatan hasilnya,” kata Iskandar.
Dalam sesi terpisah, Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin menyanggah usulan Iskandar. Menurut Ma'ruf, hadits itu tidak bisa dianalogikan untuk vaksin. Yang dimaksud mencuci tujuh kali dengan air itu untuk mensucikan bejana yang terkena najis atau zat haram. Bukan untuk mencuci sesuatu yang telah bercampur dengan zat haram.
Di sela-sela seminar, hidayatullah.com juga bertemu dengan pihak PT. Novartis, perusahaan farmasi asal di Swiss. Wanda Harahap, Manajer Komunikasi PT. Novartis Indonesia mengatakan, pihaknya telah memproduksi vaksin meningitis yang halal.
Kata Wanda, saat ini vaksin tersebut sedang dalam proses sertifikasi halal MUI. Selain itu, pihaknya kini juga sedang mengikuti tender pengadaan vaksin meningitis yang diadakan Departemen Kesehatan RI.
Seperti diketaahui pemerintah Arab Saudi telah mewajibkan vaksin antiradang selaput otak sebagai syarat memperoleh visa masuk ke negaranya. Setiap tahun ada sekitar 200 ribu calon haji. Selain itu, ada 70 ribu orang yang berumrah dan lebih dari 150 ribu tenaga kerja Indonesia yang membutuhkan vaksinasi agar bisa masuk Arab Saudi. [sur/www.hidayatullah.com]
Hidayatullah.com--Vaksin meningitis yang “halal” baru bisa diadakan lima tahun mendatang. Demikian dikatakan Direktur PT. Bio Farma, Iskandar, pada seminar tentang obat-obatan halal di Jakarta, Rabu, (31/3) kemarin.
Itupun, kata Iskandar, jika Majelis Ulama Indonesia membolehkan rencana terobosan yang diusulkan oleh PT. Bio Farma. Apa usulannya? Iskandar mengatakan, hingga saat ini belum ada seed (benih) virus untuk vaksin meningitis yang benar-benar bebas dari kontaminasi zat haram, seperti tripsin dari enzim babi.
Menurut Iskandar, hal itu bisa diatasi dengan mencuci benih virus yang lama sebanyak tujuh kali. Dengan cara itu, katanya, virus tersebut akan suci dan bebas dari najis. Ia mengakui ide tersebut dianalogi dari hadits Nabi shalallahu alaihi wassallam tentang cara menyucikan diri dari najis.
“Kalau diijinkan (MUI), kita akan mulai bulan depan. Dalam lima tahun akan kelihatan hasilnya,” kata Iskandar.
Dalam sesi terpisah, Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin menyanggah usulan Iskandar. Menurut Ma'ruf, hadits itu tidak bisa dianalogikan untuk vaksin. Yang dimaksud mencuci tujuh kali dengan air itu untuk mensucikan bejana yang terkena najis atau zat haram. Bukan untuk mencuci sesuatu yang telah bercampur dengan zat haram.
Di sela-sela seminar, hidayatullah.com juga bertemu dengan pihak PT. Novartis, perusahaan farmasi asal di Swiss. Wanda Harahap, Manajer Komunikasi PT. Novartis Indonesia mengatakan, pihaknya telah memproduksi vaksin meningitis yang halal.
Kata Wanda, saat ini vaksin tersebut sedang dalam proses sertifikasi halal MUI. Selain itu, pihaknya kini juga sedang mengikuti tender pengadaan vaksin meningitis yang diadakan Departemen Kesehatan RI.
Seperti diketaahui pemerintah Arab Saudi telah mewajibkan vaksin antiradang selaput otak sebagai syarat memperoleh visa masuk ke negaranya. Setiap tahun ada sekitar 200 ribu calon haji. Selain itu, ada 70 ribu orang yang berumrah dan lebih dari 150 ribu tenaga kerja Indonesia yang membutuhkan vaksinasi agar bisa masuk Arab Saudi. [sur/www.hidayatullah.com]
0 comments:
Post a Comment